Tes individu, populasi
khusus dan tes minat
Tes psikologi sangat banyak ragamnya dan sangat luas skornya.
Sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik mengenai tes tersebut perlu
dilakukan.
1.
Tes Individu
Individual tes adalah pada suatu waktu tertentu tester hanya
menghadapi satu testee. Contohnya tes keprbaidian oleh Rorschach, TAT (thematic apperception test), tes
inteligensi WAIS (wechsler adult
intelligence scale), tes inteligensi Stanford Binet, dan lain-lain.
A. Tes Wechsler
David
Wechsler memperkenalkan versi pertama tes inteligensi yang dirancang khusus
untuk digunakan bagi orang dewasa. Terbit pada tahun 1939 dan dinamai Wechsler
Bellevue Intelligence Scale (WBIS), disebut juga Skala W-B
Pada tahun 1949 Wechsler
menerbitkan pula skala inteligensi untuk digunakan pada anak-anak dikembangkan
berdasar isi skala W-B. Skala ini diberi nama Wechsle Intelligences Scale For
Children (WISC). Isinya terdiri dari dua sub bagian Verbal (V) dan sub bagian
Performance (P).
Pada tahun 1974 suatu
revisi terhadap tes WISC dilakukan kembali dengan nama WISC-R (R- adalah
revised). Ditahun 1995 Wechsler menyusun skala lain untuk orang dewasa dengan
memperluas isi tes WISC. Skala ini bernama Wechsler Adult Intelligence Scale
(WAIS). Revisi terhadap wais telah dilakukan dan diterbitkan pada tahun 1981
dengan nama WAIS-R.
Skala Wechsler pertama terbit pada tahun 1939 , ada tiga macam
skala wechsler:
1. WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) ditahun 1949. Banyak
soal diambil langsung dar ites orang dewasa. WISC third edition untuk usia
6-16 tahun 11 bulan
2.
WAIS
(Wechsler Adult Intelligence Scale)
ditahun 1955 untuk usia 16-74 tahun.
3.
Wechsler
Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised tahun 1989. Tes ini untuk
rentang usia 3-7 tahun 3 bulan.
Masing-masing
skala terdiri dari minimum 5 subtes dan maksimum 7 subtes. Kekurangan skala Wechsler kurangnya pendasaran teoritis yang
menyukitkan penemuan basis interpretasi yang koheren. Selain itu juga komposisi
skala-skala ini tampak menganggap bahwa domain kemampuan yang dipilih oleh
subtesnya dalam semua tingkat umur sama.
Pemberian
skor pada subtes WISC-R didasarkan atas kebenaran jawaban dan waktu yang
diperlukan oleh subjek dalam memberikan jawaban yang benar tersebut. Skor
tersebut kemudian di terjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui tabel
norma sehingga akhirnya diperoleh satu angka IQ-deviasi untuk keseluruhan
skala.
WAIS-R terdiri dari skala verbal dan skala
performansi. Skala verbal terdiri dari:
1.
Informasi
Berisi 29 pertanyaan mengenai
pengetahuan umum yang dianggap dapt diperoleh oleh setiap orang dilingkungan
sosial dan budah sahari-hari dimana ia berada
2.
Rentang
angka
Berupa serangkaian angka antara 3
sampai 9 angka disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk mengulangnya
dengan urutan yang benar.
3.
Kosa
kata
Berisi 40 kata-kata yang disajikan
dari yang paling mudah didefinisikan sampai kepada yang paling sulit
didefinisikan.
4.
Hitungan
Berupa problem hitungan yang setaraf
dengan soal hitungan disekolah dasar
5.
Pemahaman
Isi subtes dirancang untuk mengungkap
pemahaman umun
6.
Kesamaan
Berupa 13 soal yang menghendaki
subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan
Untuk skala performansi adalah sebagai berikut:
1.
Kelengkapan
Gambar
Subjek diminta menyebutkan bagian
yang hilang dari gambar terdiri dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu
2.
Susunan
gambar
Berupa delapan seri gambar yang
masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang
tidak teratur
3.
Balok
Terdiri atas suatu seri pola yang
masing-masing tersusun atas pola merah putih. Setiap macam pola diberikan
diatas kartu sebagai soal
4.
Perakitan
objek
Terdiri dari potongan-potongan
langkap bentuk benda yang dikenal sehari- hari yang disajikan dalam susunan
tertentu.
5.
Simbol
Berupa sembilan angka yang masing-masing
mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis simbol untuk
masing-masing angka dibawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia
lakukan selama 90 detik.
David Wechsler yang juga merupakan
salah seorang perintis pengembangan tes inteligensi mendefinisikan inteligensi
sebagai kumpulan atau keseluruhan kapasitas seseorang untuk bertindak dengan
tujuan tertentu. Berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya
secara efektif. Wechsler menyusun tes untuk anak umur 8-15 tahun, yaitu Wechsler Scale for Children (WISC) pada
tahun 1949 . pada tahun 1963 dipublikasikan Wechsler
Preschool and primary scale of intelligence (WPPSI) untuk anak usia 4-6,5
tahun. Hasil tes Wechsler berupa verbal IQ, performance IQ dan full IQ, Wechsler
menggunakan IQ deviasi dengan mean= 100 dan SD= 15. Materi tes Wechsler adalah
sebagai berikut:
WPPSI : 1. Verbal
(informasi,perbendaharaan kata,hitungan, persamaan, pengertian, rentangan
angka) 2. Performance (rumah hewan,
melengkapi gambar, mazes, desain geometri, rancangan balok, rumah hewan
ulangan).
WISC : 1. Verbal
(informasi,pengertian, hitungan,persamaan,perbendaharaan kata, rentangan angka)
2. Performance (melengkapi gambar,
mengatur gambar, rancangan balok, merakit objek, simbol mazes)
WAIS : 1. Verbal (informasi,
pengertian, hitungan, persamaan, rentangan angka, perbendaharaan kata) 2. Performance (simbol angka, melengkapi
gambar, rancangan balpk, mengatur gambar, merakit objek).
B.
Tes Stanford Binet
Revisi terhadap Skala Stanfor-Binet
yang diterbitkan pada tahun 1972, yaitu norma penilaiannya yang di perbaharui.
Tes-tes dalam skala ini dikelompokkan menurut berbagai level usia mualai dari
isia 11 sampai dengan usia dewasa-superior. Dalam masing-masing tes untuk
setiap level usia terisi soal-soal dengan taraf kesukaran yang tidak jauh
berbeda. Bagi setiap level usia terdapat pula tes pengganti yang setara,
sehingga apabila suatu tes pada level usia tertentu tidak dapat digunakan
karena suatu hal maka tes penggantipun dapat dimanfaatkan.
Skala Stanfod Binet dikarenakan
secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan oleh pemberi tes.
Oleh karena itu pemberi tes haruslah orang yang mempunyai latar belakang
pendidikan yang cukup dibidang psikologi, sangat terlatih dalam penyajian tesnya,
dan mengenal betul mengenai isi berbagai tes dalam skala tersebut. Skala ini
tidak cocok dikenakan pada orang dewasa karena level tersebut merupakan level
intelektual dan dimaksudkan hanya sebagai batas-batas usia mental yang mungkin
dicapai oleh anak-anak.
Versi baru skala Stanford Binet
diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir ini konsep inteligensi
dikelompokkan menjadi wmpat tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh
beberapa tes. Yaitu penalaran verbal, penalaran kuantitatif, penalaran visual
abstrak , dan memori jangka pendek.
Revisi skala Binet dilakukan pertama
kali ditahun 1916. Perubahan benar-benar dilakukan sehingga menampilkan suatu
tes baru. Untuk pertama kalinya digunakan istilah IQ. Revisi kedua ditahun
1937, skala diperluas dan distandarlisasi ulang berdasar sampel masyarakat AS.
Revisi kedua dilakukan ditahun 1960 menyediakan satu bentuk tunggal yang memuat
soal-soal terbaik dari bentuk 1937, kemudian ditahun 1972 tes ini di
standarlisasi.
Penyelenggaraan tes dan penentuan skor
menggunakan buku-buku kecil berisi kartu-kartu tercetak untuk presentasi,
flip-over soal tes, objek tes misal n\balok, manik, papan bentuk, sebuah gambar
besar boneka yang uniseks dan umultietnik, buku kecil untuk tester, serta
pedoman penyelenggaraan dan penskoran skala.
Dalam penyelenggaraan tes
Stanford-Binet, kita membutuhkan penguji yang amat terlatih. Ragu-ragu dan
gugup bisa menghancurkan rapport, apalagi
jika perserta tes masih muda.
Ada beberapa petunjuk penyajian
pemskoran dalam tes Stanford Binet bentuk L-M yaitu:
1.
Prosedur
penyajian tes
Penyajian tes harus tepat seperti apa
yang telah dilakukan pada waktu pembentukan norma skala. Tugas testerialah
menentukan”apa yang dilakukan subyek tertentu pada kondisi-kondisi tes ini”.
Instruksi khusus dengan kata-katayang tepat telah disediakan bagi masing-masing
subtes. Bila diperbolehkan memilih bentuk pertanyaan, pilihan-pilihan teelah
disediakan, misalnya variasi bentuk pertanyaan dalam subtes “pembendaharaan
kata”. Bagi jawaban-jawaban yang kuran jelas juga telah
disediakanpertanyaan-pertanyaan kelanjutan, seperti pada tes-tes
“keanehan-keanehan” verbal dan “kata-kata abstrak”. Meskipun jelas kita tidak
mungkin mempersiapkan diri terhadap semua situasi istimewa yang mungkin timbul
selama penyajian tes, instruksi untuk menangani situasi-situasi istimewa yang
paling mungkin timbul telah dipersiapkan.
2.
Petunjuk-petunjuk
umum
Syarat yang oaling penting untuk
menentukan suatu skor tes mental yang valid bagi skala Stanford Binet ialah
tester yang mengetahui alatnya dan yang menentukan apakah tesitu valid atau
tidak :
a.
Mengikuti
prosedur standart
b.
Usaha
subjek yang maksimal harus ditimbulkan dengan menciptakan dan memelihara
“rapport” yang cukup memadai
c.
Jawaban-jawaban
atau respon-reson harus diskor secara tepat
Tester harus akrab dengan penyajian
sehingga seluruh perhatian dapat diarahkan pada subyek, untuk membuat subyek
tidak tegang dan memungkinkan ia berusaha secara optimal.
Tester harus akrab dengan penyajian sehingga seluruh
perhatian dapat diarahkan pada subyek, untuk membuat subyek tidak tegang dan
memungkinkan ia berusaha secara optimal.
3.
Prinsip
umum dalam pelaksanaan
Dalam prinsip umum mencakup:
a.
Kapan
suatu pertanyaan dapat diulang
b.
Jawaban
meragukan
c.
Pentingnya
rapport
d.
Penyesuaian
tes pada anak-anak prasekolah
4.
Penilaian
jawaban
Tiap-tiap tes dari bentuk L-M diikuti
oleh instruksi cara penskorannya. Tester perlu menguasai dengan sungguh-sungguh
aturan-aturan perskoran, standar perskoran dan contoh-contoh jawaban dalam
standar perskoran pada buku kunci. Pemahaman tentang apa yang mendasari suatu
jawaban dikategorikan memuaskan, sama pentingnya dengan pelaksanaan yang benar
dalam penyajian masalah-masalah pada subjek.
5.
Penyajian
tes
a.
Lingkungan
Tempat penyajian tes yang baik adalah
tempat dimana anak sudah biasa dan dimana anak merasa enak tanpa ada
gangguan-gangguan.
b.
Adanya
orang lain
Gangguan adanya oranglain merupakan
hal yang paling menberatkan terutama ibunya atau gurunya.
c.
Penggunaan
bahan-bahan tes
Tester harus mengatur secara
sistematis bahan-bahan tes sehingga ia tidak akan kehilangan waktu untuk
mencari-cari kartu, stopwatch atau pensil.
d.
Lamanya
penyelenggaraan tes
Apabila penyelenggaraan tes itu
terlalu lama, maka akan terjadi kelelahan.
e.
Mempertahankan
kondisi standar testing
Instruksi harus selalu tersedia.
Jangan coba menghafal seluruh skala tes sebelum memberikan tes, biasanya
ingatan dapat membuat keliru.
f.
Dimana
tes harus dimulai
g.
Penyebaran
keberhasilan
Penyebaran biasanya lebih meluas pada
tingkat umur yang lebih tinggi daripada yang lebih rendah.
h.
Menentukan
tingkat umur “basal” dan “ceiling”
i.
Tes
yang disingkat
j.
Tes
pengganti
Untuk mengganti tes yang keliru
penyajiannya
k.
Perhitungan
umur mental
Umur mental didapat dengan cara: umur
basal ditambah dengan kredit tambahan yang diperoleh subjek, diatas umur
basalnya
l.
Menghitung
IQ
IQ untuk form L-M dapat dilihat dalam
tabel (skala pinnneau) dalam buku yang terpisah. Umur kronologis dihitung dalam
tahun dan bula menurut cara yang konvensional. Misalnya: 10-2 menunjukkan 10
tahun 1 bulan dan 16 hari ( 16 hari
keatas dihitung 1 bulan). Sedangkan instruksi-instrusi yang spesifik dalam
menggunakan Form L-M dapat dibaca dibuku pegangan tes Stanford Binet
Untuk menilai
kecerdasan umum, skala binet dan wechsler adalah alat yang sangat baik. Namun
kedua timbangan tersebut memiliki keterbatasan masing-masing. Misalnya,
standarlisasi tidak termasuk pada individu yang memiliki cacak fisik atau
bahasa sensorik. Sebagian besar tes baru kecerdasan individu tidak lebih baik
daripada skala binet dan wechsler. Namun hal ini tidak cukup menjelaskan
mengapa tidak ada tes kecerdasan individu yang lain yang lebih digunakan selain
kedua skala tersebut.
Dalam memberikan kinerja komponen alternatif, skala Binet dan
Wechsler memiliki relevansi khusus untuk populasi khusus. Beberapa dirancang
untuk populasi khusus, seperti individu dengan batas dalam pengguanaan sensori
dan yang lainnya dirancang untuk mengevaluasi mereka dengan keterbatasan
bahasa. Seperti pada orang yang sangat kekurangan budayanya, bagian otak
tertentu yang rusak , orang yang tidak bisa berbahasa asing sedangkan skala tersebut hanya dirancang
untuk menilai ketidakmampuan belajar. Karenanya pengujian mulai dirancang untuk
populasi khusus. Adanya alternatif tes memang dibenarkan namun, kekhususan
mereka sering menjadi batas para penguji untuk mengukur fungsi dan
kemampuannya.
Comparison of general features of
alternatives with the Wechsler and Binet Scale
Disadvantages of
alternatives
1. Lemah dalam standarisasi sampel
2. Kurang sabil
3. Dokumentasi kurang pada validitas
4. Keterbatasan dalam tes manual
5. Tidak terdengar seperti psikometri
6. Nilai IQ tidak dapat dipertukarkan
dengan Skala Binet dan Wechsler
Advantages of
alternatives
Dapat digunakan untuk populasi
tertentu dan tujuan khusus
1.
Keterbatasan
sensorik
2.
Keterbatasan
fisik
3.
Keterbatasan
bahasa
4.
Kekurangannya
budaya
5.
Individu
lahir asing
6. Non english speaking people
7.
Tidak
bergantung pada tanggapan verbal
8.
Tidak
bergantung pada integrasi motorvisual yang kompleks
9.
Dapat
diberikan tanpa kata-kata
Summary of differences among
individual ability test other than Binet and Wechler Test
1.
Rentang
usia : pengujian berbeda dirancang untuk kelompok tertentu
2.
Apa
yang diukur: verbal inteligen, nonverbal, kecerdasan dan sebagainya
3.
Jenis
skor : satu nilai vs beberapa nilai
4.
Jenis
keterampilan yang diperlukan :
5.
Berbagai
kemampuan sampel : 1 kemampuan spesifik vs berbagai macam kemampuan
6.
Target
populasi : tuli, buta, cacat belajar
7.
Waktu
: beberapa yang diatur; beberapa lagi tidak
8.
Kepribadian
vs kemampuan : beberapa relevan untuk kepribadian dan diagnosis klinis dan
lainnya
9.
Keterampilan
dan pengalaman pemeriksa : beberapa membutuhkan jauh lebih keterampilan dan
kemampuan pemeriksa untuk mengelola dan menafsirkan daripada yang lain.
2.
Tes-tes untuk Populasi khusus.
Tes ini dikembangkan untuk orang-orang yang tidak
bisa diuji dengan menggunakan cara-cara yang biasa. Tes ini diselenggarakan
secara individual.
Instruksi bisa diberikan lewat demonstrasi, gerak tubuh, dan pantomin.
* Prototipe tes kelompok nonbahasa adalah Army Examination
Beta, yang digunakan untuk merekrut orang berbahasa asing dan buta
huruf. Selanjutnya tes nonbahasa ini
digunakan untuk anak sekolah dasar dan prasekolah, dan buta huruf.
3.
Tes Minat
Tes
ini untuk mengetahui arah minat siswa. Contoh: Kuder, RMIB, SDS Holland.
Untuk mengenal
kapasitas atau potensi keberhasilan individu, selain melalui tes-tes diatas,
ditempuh cara sebagai berikut:
- Wawancara
- Observasi
u Hal
yang penting yang digali dalam wawancara antara lain:
-
Kegiatan-kegiatan penting selama
perkembangan
-
Akibat-akibat penyakit atau
kecelakaan
-
Tinggal dan dibesarkan dimana dan
oleh siapa
-
Kebiasaan baik dan buruk
u Peristiwa-peristiwa
yang relevan dengan aspirasi, kemampuan, minat dan penyesuaian diri
u Tingkat
sosial ekonomi
u Riwayat
pendidikan:
-
Mata pelajaran yang disukai dan tidak
disukai
-
Mata pelajaran yang nilainya
tertinggi dan terendah
-
Hobby
-
Mengisi waktu luang
-
Minat
-
Cita-cita
Observasi di
kelas, di luar kelas (sekolah), di rumah. Bila memugkinkan juga dilakukan
observasi guru dan orangtua siswa
u Minat
dan sikap Ã
penting Ã
mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi,
kesekangan yang didapat seseorang dan aktivitas waktu luas, dan fase-fase utama
lainnya dalam kehidupan sehari-hari
u Studi
tentang minat mendapat dorongan terkuatnya dari penafsiaran pendidikan dan
karir.
u Pengembangan
tes juga untuk seleksi dan klasifikasi pekerjaan
u Relatif
sedikitnya perkembangan yang terjadi dalam bidang instrumen yang
terstandarisasi disebabkan oleh:
u Kesulitan
pengambilan sampel secara sistematis dan pada tingkat abstraksi yang tepat dari
domain nilai
INVENTORI MINAT DEWASA INI
Sebagian
besar dari inventori minat dirancang untuk memperkitakan minat di bbgai
lingkungan kerja Ã
terutama untuk konseling karir. Hal ini dikembangkan dengan alasan:
1. Meningkatnya
penekanan pd eksplorasi diri:
- pertanyaan dari umum ke khusus
- memberikan kesempatan bagi individu
u mempelari hasil-hasil tes terinci dan menghubungkannya
dengan informasi serta data tentang kualifikasi dan pengalaman pribadi
2. Lebih
banyak penekanan pada perluasan pilihan-pilihan karir yang sedang terbuka bagi
individu.
3. Kepribadian
tentang keadilan terhadap jenis kelamin Ã
usaha yang diarahkan pada cara-cara mengurangi bias seks yang mungkin terjadi
dalam inventori minat
STRONG
INTEREST INVENTORY (SII)
DIrumuskan
pertama kalo ileh EK Strong, Jr. Ã
edisi terakhirnya tahun 1994. Pertama kali diterbitkan tahun 1927 bernama Strong
Vocarional Interest Blank (SVIB)
Ciri:
1.
Butir-butir soalnya dihubungkan dengan rasa suka atau tidak suka responden akan
berbagai kegiatan, objek, atau jenis orang tertentu yang lazim ia temui dalam
kehidupan seahri-hari
2.
Respon-respon ini secara empiris dikunci untuk berbagai pekerjaan
SII Form T317
Terdiri dari 317 item yang dikelompokkan dalam 8
bagian:
-
5 bagian I Ã responden mencatata preferensinya dg membuat
tanda S(suka), T (tidak suka), TT (tidak tahu). Kategori soal: pekerjaan, mata
pelajaran standar, aktivitas, aktivitas waktu luang, hubungan sehari-hari
dengan kelompok2 orang
-
2 bagian tambahan à meminta
responden menyatakan pilihan diantara aktivitas-aktivitas pasangan dan antara
semua pasangan yang mungkin dari 4 butir soal dari dunia kerja
-
1 bagian terakhir à meminta
responden untuk memberi tanda pada satu rangkaian pernyataan yang menggambarkan
diri sendiri
-
Klasifikasi ini diturunkan menjadi
model teoritis dari Holland Ã
membuat general occupational themes dengan identifikasi:
-
R :
realistis
-
I :
investigatif
-
A :
artistik
-
S :
sosial
-
E :
kewirausahaan
-
C :
convensional
INVENTORI MINAT LAIN
- JACKSON
VOCATIONAL INTEREST SURVEY (JVIS)
- KUDER
OCCUPATIONAL INTEREST STRONG (KOIS) Ã
dasar RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
- CAREER
ASESSMENT INVENTORY – THE VOCATIONAL VERSION (CAI-VV)
- STRONG
DIRECT SEARC (SDS) -HOLLAND
ROTHWELL
MILLER INTEREST BLANK (RMIB)
Disusun
oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat itu hanya memiliki 9 jenis
kategori pekerjaan. Tahun
1958 diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. Bertujuan
untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikapnya terhadap suatu
pekerjaan. Pemikiran yang mendasari pembentukan tes ini adalah bahwa setiap
orang memiliki konsep-konsep stereotip terhadap jenis-jenis pekerjaan yang
tersedia atau yang disediakan oleh masyarakatnya
Jika
seseorang menyatakan suka atau tidak terhadap suatu pekerjaan tertentu, itu
berarti ia memperlihatkan sikap yang sama terhadap ideanya. Tes
Rothwell-Miller berisi suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok
dengan kode huruf A sampai dengan I. Dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing
kelompok terdiri dari 12 jenis pekerjaan yang masing-masing mewakili kategori
pekerjaan tertentu.
Adapun keduabelas kategori tersebut adl:
-
Outdoor
-
Mechanical
-
Computational
-
Scientific
-
Personal Contact
-
Aesthetic
-
Literary
-
Musical
-
Social Service
-
Clerical
-
Practical
-
Medical
Kuder
Preference Record Vocational Test (Kuder)
Diciptakan
oleh G. Frederic Kuder. Mulai
dikembangkan tahun 1934-1935. Mengukur kesukaan dalam 10 daerah minat yaitu:
1.
Mechanical
2.
Computational
3.
Scientific
4.
Persuasive
5.
Artistic
6.
Literary
7.
Musical
8.
Social Service
9.
Clerical
Ditambahkan
skala Verification atau V.Skala V tidak mengukur kesukaan jabatan, tetapi untuk
mengukur validitas siswa yang tidak jujur atau ceroboh. Kuder
menggunakan soal yang terdiri dari 3 pernyataan dimana siswa harus memilih satu
yang paling disukai dan satu yang paling tidak disukai. Pilihan-pilihan
seseorang menunjukkan bahwa ia menyukai tipe kegiatan atau pekerjaan tersebut.
Apabila pilihan-pilihannya sudah diketahui, ia dapat mencari pekerjaan atau
jabatan yang meliputi kegiatan tersebut
Kuder
bertujuan untuk menunjukkan tipe pekerjaan yang disukai siswa, mencek apakah
tipe pekerjaan atau jabatan seseorang itu sudah sesuai dengan kesukaannya. Untuk
konseling pegawai bisa melihat apakah penempatan pegawai sudah cocok atau belum
karena kepuasan kerja dan efisiensi kerja dapat bertambah apabila pegawai
ditempatkan sesuai dengan minatnya. Pada buku tes ada petunjuk pengerjaann, waktu 30-40
menit. Cara
penilaian yaitu mula-mula dihitung verification (V). Bila nilai V
terletak antara 38 – 44, skoring dapat diteruskan.
Bila
nilai V 37 atau kurang berarti ada beberapa alasan yang meragukan nilai jawaban
siswa, misalnya siswa kurang bersungguh-sungguh mengerjakan tes atau kurang
konsisten sehingga nilai minat kurang tepat menggambarkan keadaan diri siswa . Bila nilai
V=45 atau lebih, berarti siswa tidak mengerti atau tidak mengikuti petunuk tes
yang berlaku
u Profil
Kuder menunjukkan 3 daerah minat, yaitu:
a.
0-24% adalah daerah minat yang
rendah, artinya siswa kurang menyukai kegiatan-kegiatan di bidang tersebut.
b.
25-74% adalah daerah minat rata-rata.
Artinya siswa menyukai kegiatan di bidang tersebut
c.
75-100% adalah daerah minat tinggi.
Artinya siswa paling menyukai kegiatan-kegiatan di bidang tersebut
Self Directed Search (SDS)
John
L Holland (1973) mengembangkan suatu teori tentang pilihan vokasional berdasarkan
kepribadian individu. Menurut
Holland pilihan pekerjaan adalah ekspresi dari kepribadian. Jadi pada dasarnya
inventori minat adalah inventori kepribadian. Kepribadian seseorang terutama adl hsl dari
pengalaman awalnya merupakan interaksi antara faktor bawaan dan lingkungan. Sehubungan
dengan pekerjaan, setiap orang memiliki pandangan yang stereotype tentang
bermacam-macam pekerjaan.
Menurut
Hollad, orang-orang yang memiliki pekrjaan yang sama biasanya juga memiliki
kepribadian serta menciptakan lingkungan antar pribadi yang serupa. Bila
kepribadian individu dan lingkungan kerjanya sesuai, maka individu akan merasa
puas dengan pekerjaannya dan akan lebih bertahan serta berprestasi dalam pekerjaan
tersebut. SDS
diciptakan sebagai alat bantu konseling vokasional yang dapat
diadministrasikan, di skor dan diinterpretasikan sendiri oleh siswa. SDS dibuat sesederhana mungkin dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan petunjuk serta penyekoran yang mudah. SDS paling
sesuai digunakan usia 15 thn keatas
u 6
tipe kepribadian Holland:
1.
Tipe Realistik
2.
Tipe Investigatif
3.
Tipe artistik
4.
Tipe sosial
5.
Tipe Enterprising/Pengusaha
6.
Tipe Konvensional
Teori
Kepribadian Holland
Pilihan karir merupakan kelanjutan gambaran dari kepribadian seseorang.Individu
menggungkapkan tentang diri mereka melalui pilihan pekerjaannya
1.
Tipe
Realistik
Orang yang yang lebih menyukai sesuatu yang aplikatif dan langsung serta lebih berkenaan
dengan keterampilan fisik. Lebih menyukai pekerjaan yang menurut mereka penting
dibandingkan dengan berhubungan dengan orang lain
2.
Tipe
Investigasi
Orang yang menyukai pemikiran dan berpikir konsep-konsep
yang dalam dan analitis. Menyukai tantangan dan pemecahan masalah Berhubungan
dengan penggunaan kemampuan matematis dan Ilmiah. Jenis
Pekerjaan Investigasi
adalah pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan kemampuan pemikiran secara
mendalam dan memerlukan pemecahan masalah secara kreatif adalah Programmer
Komputer, Dokter dan Ahli matematika
3.
Tipe
Artistik
Orang yang menyukai kebebasan untuk berekspresi dan tidak begitu menyukai
keteraturan (tidak begitu menyukai melakukan sesuatu secara sistematis). Menyukai keindahan dan pengungkapan emosi melalui
suatu karya Jenis Pekerjaan Artistik adalah Seniman, Musikus dan Penulis
4.
Tipe
Sosial
Orang yang menyukai berhubungan dengan orang lain dan lebih cenderung
berorientasi untuk membantu orang lain. Lebih menekankan pada
nilai-nila idealisme, baik hati dan dermawan Jenis
Pekerjaan Sosial adalah Guru, Dosen, Psikolog dan Konselor
5.
Tipe
Enterpreneur
Orang yang senang berhubungan dengan orang lain tetapi
lebih berorientasi untuk mempengaruhi
orang lain. Mempunyai kemampuan asertif
yang baik dan lebih menyukai agar orang lain mengikuti keinginannya. Jenis
Pekerjaan Enterpreneur adalah Pengusaha, Marketing dan Periklanan
6.
Tipe
Konvensional
Orang yang menyukai keteraturan, bekerja secara
sistematis dan tidak suka menentang sesuatu yang sifatnya sudah menjadi
ketentuan Jenis Pekerjaan Konvensional adalah Sekretaris, Administrasi
dan Pustakawan
Daftar Pustaka:
Anastasi, Anna & Urbina, Susana psychological testing 7e
Kaplan, Robert M & Saccuzo, Dennis P 5h ed psychological testing
Referensi:
ppt salah satu dosen psikologi UP
REVIEW
BalasHapushello guys!!!
kemarin dikelas itu mas Seta membahas sebelum kita membahas tes ini itu kita pertama-tama harus mengetahui apa itu aptitude, attitude dan interest? serta bagaimana prosedur test itu.
aptitude dalam bahasa indonesia adalah bakat. lalu apa kaitannya dengan psikodiagnostik?
dalam psikodiagnostik 1 ini kita akan membahas tentang tes bakat
A. Tes Bakat
Bakat dapat didefinisikan sebagai kemampuan bawaan atau potensi yang dimiliki oleh masing-masing orang/individu. Bakat juga dapat diartikan sebagai konsistensi karakteristik yang menunjukan kapasitas seseorang untuk mengetahui, menguasai pengetahuan khusus dengan latihan.Tes bakat khusus mencoba untuk mengetahui kecenderungan kemampuan khusus pada bidang-bidang tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
- Faktor internal faktor kematangan fisik/kedewasaan biologis. Kematangan juga terjadi dalam segi mental psikologisnya, artinya bahwa makin orang dapat mencapai kematangan fisik dan mental maka bakatnya juga akan mengalami perkembangan
- Faktor eksternal lingkungan dan pengalaman. Lingkuangan yang baik akan menunjukkan perkembangan bakat-bakat yang ada pada individu yang bersangkutan.
B. Tes Minat
Tes minat mengungkapkan reaksi seseorang terhadap berbagai situasi secara keseluruhan akan mencerminkan minatnya. Minat yang terungkap memalui tes minat ini seringkali menunjukkan minat yang lebih mewakili daripada minat yang sekedar dinyatakan, yang biasanya bukan merupakan minat yang sesungguhnnya.
Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan yaitu:
1. Konseling karier
2. Konseling pekerjaan
3. Penjurusan siswa
4. Perencanaan bacaan pendidikan
C. Sikap
Sikap adalah evaluasi terhadap objek, isu, atau orang. Sikap didasarkan pada informasi afektif, behavioral, kognitif (ABC-nya” sikap).
1. Affective Component terdiri dari emosi dan perasaan seseorang terhadap suatu stimulus, khususnya evaluasi positif atau negatif
2. Behavioral Component adalah cara orang bertindak dalam merespon stimulus.
3. Cognitive Component terdiri dari pemikiran seseorang tentang objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan.
Lalu apa saja Administrasi Tes itu?
1. Membuat hubungan yang baik antara penguji dan yang diuji
2. Bahasa yang digunakan penguji
3. Pengalaman sebelumnya dalam mengikuti tes
4. Motivasi untuk berhasil dalam tes
5. Menyediakan bantuan komputer
6. Penekanan berlebihan pada kecepatan
7. Variabel-variabel apapun lainnya yang mempengaruhi pada tes mempengaruhi kinerja pada tester tentu tidak relevan pada domain perilaku luas yang dipertimbangkan.
8. Alat ukur yang digunakan
9. Pengetahuan tester tentang pengetahuan psikologi
10. Variabel subjek
11. Efek komputerisasi dalam administrator tes
Daftar pustaka
Kaplan, Robert M & Saccuzo, Dennis P Psychological Testing 5th edition
Taylor, Shelley E Psikologi Sosial edisi 12
Mau tnya, bisa buat grafik utk penskoring tes WB?
BalasHapus