Minggu, 23 Maret 2014

Tes individu, populasi khusus dan tes minat



Tes individu, populasi khusus dan tes minat

Tes psikologi sangat banyak ragamnya dan sangat luas skornya. Sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik mengenai tes tersebut perlu dilakukan.
1.    Tes Individu
Individual tes adalah pada suatu waktu tertentu tester hanya menghadapi satu testee. Contohnya tes keprbaidian oleh Rorschach, TAT (thematic apperception test), tes inteligensi WAIS (wechsler adult intelligence scale), tes inteligensi Stanford Binet, dan lain-lain.
A.    Tes Wechsler
David Wechsler memperkenalkan versi pertama tes inteligensi yang dirancang khusus untuk digunakan bagi orang dewasa. Terbit pada tahun 1939 dan dinamai Wechsler Bellevue Intelligence Scale (WBIS), disebut juga Skala W-B
Pada tahun 1949 Wechsler menerbitkan pula skala inteligensi untuk digunakan pada anak-anak dikembangkan berdasar isi skala W-B. Skala ini diberi nama Wechsle Intelligences Scale For Children (WISC). Isinya terdiri dari dua sub bagian Verbal (V) dan sub bagian Performance (P).
Pada tahun 1974 suatu revisi terhadap tes WISC dilakukan kembali dengan nama WISC-R (R- adalah revised). Ditahun 1995 Wechsler menyusun skala lain untuk orang dewasa dengan memperluas isi tes WISC. Skala ini bernama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). Revisi terhadap wais telah dilakukan dan diterbitkan pada tahun 1981 dengan nama WAIS-R.
      Skala Wechsler pertama terbit pada tahun 1939 , ada tiga macam skala wechsler:
1.      WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) ditahun 1949. Banyak soal diambil langsung dar ites orang dewasa. WISC third edition  untuk usia 6-16 tahun 11 bulan
2.      WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) ditahun 1955 untuk usia 16-74 tahun.
3.      Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised tahun 1989. Tes ini untuk rentang usia 3-7 tahun 3 bulan.
Masing-masing skala terdiri dari minimum 5 subtes dan maksimum 7 subtes.  Kekurangan skala Wechsler  kurangnya pendasaran teoritis yang menyukitkan penemuan basis interpretasi yang koheren. Selain itu juga komposisi skala-skala ini tampak menganggap bahwa domain kemampuan yang dipilih oleh subtesnya dalam semua tingkat umur sama.
Pemberian skor pada subtes WISC-R didasarkan atas kebenaran jawaban dan waktu yang diperlukan oleh subjek dalam memberikan jawaban yang benar tersebut. Skor tersebut kemudian di terjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui tabel norma sehingga akhirnya diperoleh satu angka IQ-deviasi untuk keseluruhan skala.
      WAIS-R terdiri dari skala verbal dan skala performansi. Skala verbal terdiri dari:
1.      Informasi
Berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapt diperoleh oleh setiap orang dilingkungan sosial dan budah sahari-hari dimana ia berada
2.      Rentang  angka
Berupa serangkaian angka antara 3 sampai 9 angka disebutkan secara lisan dan subjek diminta untuk mengulangnya dengan urutan yang benar.
3.      Kosa kata
Berisi 40 kata-kata yang disajikan dari yang paling mudah didefinisikan sampai kepada yang paling sulit didefinisikan.
4.      Hitungan
Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan disekolah dasar
5.      Pemahaman
Isi subtes dirancang untuk mengungkap pemahaman umun
6.      Kesamaan
Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan
Untuk skala performansi adalah sebagai berikut:
1.         Kelengkapan Gambar
Subjek diminta menyebutkan bagian yang hilang dari gambar terdiri dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu
2.         Susunan gambar
Berupa delapan seri gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang tidak teratur
3.         Balok
Terdiri atas suatu seri pola yang masing-masing tersusun atas pola merah putih. Setiap macam pola diberikan diatas kartu sebagai soal
4.         Perakitan objek
Terdiri dari potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari- hari yang disajikan dalam susunan tertentu. 
5.         Simbol
Berupa sembilan angka yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis simbol untuk masing-masing angka dibawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia lakukan selama 90 detik.

David Wechsler yang juga merupakan salah seorang perintis pengembangan tes inteligensi mendefinisikan inteligensi sebagai kumpulan atau keseluruhan kapasitas seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu. Berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungannya secara efektif. Wechsler menyusun tes untuk anak umur 8-15 tahun, yaitu Wechsler Scale for Children (WISC) pada tahun 1949 . pada tahun 1963 dipublikasikan Wechsler Preschool and primary scale of intelligence (WPPSI) untuk anak usia 4-6,5 tahun. Hasil tes Wechsler berupa verbal IQ, performance IQ dan full IQ, Wechsler menggunakan IQ deviasi dengan mean= 100 dan SD= 15. Materi tes Wechsler adalah sebagai berikut:
WPPSI : 1. Verbal (informasi,perbendaharaan kata,hitungan, persamaan, pengertian, rentangan angka)  2. Performance (rumah hewan, melengkapi gambar, mazes, desain geometri, rancangan balok, rumah hewan ulangan).
WISC : 1. Verbal (informasi,pengertian, hitungan,persamaan,perbendaharaan kata, rentangan angka)  2. Performance (melengkapi gambar, mengatur gambar, rancangan balok, merakit objek, simbol mazes)
WAIS : 1. Verbal (informasi, pengertian, hitungan, persamaan, rentangan angka, perbendaharaan kata)  2. Performance (simbol angka, melengkapi gambar, rancangan balpk, mengatur gambar, merakit objek).

B.     Tes Stanford Binet
Revisi terhadap Skala Stanfor-Binet yang diterbitkan pada tahun 1972, yaitu norma penilaiannya yang di perbaharui. Tes-tes dalam skala ini dikelompokkan menurut berbagai level usia mualai dari isia 11 sampai dengan usia dewasa-superior. Dalam masing-masing tes untuk setiap level usia terisi soal-soal dengan taraf kesukaran yang tidak jauh berbeda. Bagi setiap level usia terdapat pula tes pengganti yang setara, sehingga apabila suatu tes pada level usia tertentu tidak dapat digunakan karena suatu hal maka tes penggantipun dapat dimanfaatkan.
Skala Stanfod Binet dikarenakan secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan oleh pemberi tes. Oleh karena itu pemberi tes haruslah orang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup dibidang psikologi, sangat terlatih dalam penyajian tesnya, dan mengenal betul mengenai isi berbagai tes dalam skala tersebut. Skala ini tidak cocok dikenakan pada orang dewasa karena level tersebut merupakan level intelektual dan dimaksudkan hanya sebagai batas-batas usia mental yang mungkin dicapai oleh anak-anak.
Versi baru skala Stanford Binet diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir ini konsep inteligensi dikelompokkan menjadi wmpat tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes. Yaitu penalaran verbal, penalaran kuantitatif, penalaran visual abstrak , dan memori jangka pendek.
Revisi skala Binet dilakukan pertama kali ditahun 1916. Perubahan benar-benar dilakukan sehingga menampilkan suatu tes baru. Untuk pertama kalinya digunakan istilah IQ. Revisi kedua ditahun 1937, skala diperluas dan distandarlisasi ulang berdasar sampel masyarakat AS. Revisi kedua dilakukan ditahun 1960 menyediakan satu bentuk tunggal yang memuat soal-soal terbaik dari bentuk 1937, kemudian ditahun 1972 tes ini di standarlisasi.
Penyelenggaraan tes dan penentuan skor menggunakan buku-buku kecil berisi kartu-kartu tercetak untuk presentasi, flip-over soal tes, objek tes misal n\balok, manik, papan bentuk, sebuah gambar besar boneka yang uniseks dan umultietnik, buku kecil untuk tester, serta pedoman penyelenggaraan dan penskoran skala.
Dalam penyelenggaraan tes Stanford-Binet, kita membutuhkan penguji yang amat terlatih. Ragu-ragu dan gugup bisa menghancurkan rapport, apalagi jika perserta tes masih muda.
Ada beberapa petunjuk penyajian pemskoran dalam tes Stanford Binet bentuk L-M yaitu:
1.      Prosedur penyajian tes
Penyajian tes harus tepat seperti apa yang telah dilakukan pada waktu pembentukan norma skala. Tugas testerialah menentukan”apa yang dilakukan subyek tertentu pada kondisi-kondisi tes ini”. Instruksi khusus dengan kata-katayang tepat telah disediakan bagi masing-masing subtes. Bila diperbolehkan memilih bentuk pertanyaan, pilihan-pilihan teelah disediakan, misalnya variasi bentuk pertanyaan dalam subtes “pembendaharaan kata”. Bagi jawaban-jawaban yang kuran jelas juga telah disediakanpertanyaan-pertanyaan kelanjutan, seperti pada tes-tes “keanehan-keanehan” verbal dan “kata-kata abstrak”. Meskipun jelas kita tidak mungkin mempersiapkan diri terhadap semua situasi istimewa yang mungkin timbul selama penyajian tes, instruksi untuk menangani situasi-situasi istimewa yang paling mungkin timbul telah dipersiapkan.
2.      Petunjuk-petunjuk umum
Syarat yang oaling penting untuk menentukan suatu skor tes mental yang valid bagi skala Stanford Binet ialah tester yang mengetahui alatnya dan yang menentukan apakah tesitu valid atau tidak :
a.      Mengikuti prosedur standart
b.      Usaha subjek yang maksimal harus ditimbulkan dengan menciptakan dan memelihara “rapport” yang cukup memadai
c.       Jawaban-jawaban atau respon-reson harus diskor secara tepat
Tester harus akrab dengan penyajian sehingga seluruh perhatian dapat diarahkan pada subyek, untuk membuat subyek tidak tegang dan memungkinkan ia berusaha secara optimal.
Tester  harus akrab dengan penyajian sehingga seluruh perhatian dapat diarahkan pada subyek, untuk membuat subyek tidak tegang dan memungkinkan ia berusaha secara optimal.
3.      Prinsip umum dalam pelaksanaan
Dalam prinsip umum mencakup:
a.      Kapan suatu pertanyaan dapat diulang
b.      Jawaban meragukan
c.       Pentingnya rapport
d.      Penyesuaian tes pada anak-anak prasekolah
4.      Penilaian jawaban
Tiap-tiap tes dari bentuk L-M diikuti oleh instruksi cara penskorannya. Tester perlu menguasai dengan sungguh-sungguh aturan-aturan perskoran, standar perskoran dan contoh-contoh jawaban dalam standar perskoran pada buku kunci. Pemahaman tentang apa yang mendasari suatu jawaban dikategorikan memuaskan, sama pentingnya dengan pelaksanaan yang benar dalam penyajian masalah-masalah pada subjek.
5.      Penyajian tes
a.      Lingkungan
Tempat penyajian tes yang baik adalah tempat dimana anak sudah biasa dan dimana anak merasa enak tanpa ada gangguan-gangguan.
b.      Adanya orang lain
Gangguan adanya oranglain merupakan hal yang paling menberatkan terutama ibunya atau gurunya.
c.       Penggunaan bahan-bahan tes
Tester harus mengatur secara sistematis bahan-bahan tes sehingga ia tidak akan kehilangan waktu untuk mencari-cari kartu, stopwatch atau pensil.
d.      Lamanya penyelenggaraan tes
Apabila penyelenggaraan tes itu terlalu lama, maka akan terjadi kelelahan.
e.      Mempertahankan kondisi standar testing
Instruksi harus selalu tersedia. Jangan coba menghafal seluruh skala tes sebelum memberikan tes, biasanya ingatan dapat membuat keliru.
f.        Dimana tes harus dimulai
g.      Penyebaran keberhasilan
Penyebaran biasanya lebih meluas pada tingkat umur yang lebih tinggi daripada yang lebih rendah.
h.      Menentukan tingkat umur “basal” dan “ceiling”
i.        Tes yang disingkat
j.        Tes pengganti
Untuk mengganti tes yang keliru penyajiannya
k.       Perhitungan umur mental
Umur mental didapat dengan cara: umur basal ditambah dengan kredit tambahan yang diperoleh subjek, diatas umur basalnya
l.        Menghitung IQ
IQ untuk form L-M dapat dilihat dalam tabel (skala pinnneau) dalam buku yang terpisah. Umur kronologis dihitung dalam tahun dan bula menurut cara yang konvensional. Misalnya: 10-2 menunjukkan 10 tahun 1 bulan dan 16 hari  ( 16 hari keatas dihitung 1 bulan). Sedangkan instruksi-instrusi yang spesifik dalam menggunakan Form L-M dapat dibaca dibuku pegangan tes Stanford Binet

 Untuk menilai kecerdasan umum, skala binet dan wechsler adalah alat yang sangat baik. Namun kedua timbangan tersebut memiliki keterbatasan masing-masing. Misalnya, standarlisasi tidak termasuk pada individu yang memiliki cacak fisik atau bahasa sensorik. Sebagian besar tes baru kecerdasan individu tidak lebih baik daripada skala binet dan wechsler. Namun hal ini tidak cukup menjelaskan mengapa tidak ada tes kecerdasan individu yang lain yang lebih digunakan selain kedua skala tersebut.   
Dalam memberikan kinerja komponen alternatif, skala Binet dan Wechsler memiliki relevansi khusus untuk populasi khusus. Beberapa dirancang untuk populasi khusus, seperti individu dengan batas dalam pengguanaan sensori dan yang lainnya dirancang untuk mengevaluasi mereka dengan keterbatasan bahasa. Seperti pada orang yang sangat kekurangan budayanya, bagian otak tertentu yang rusak , orang yang tidak bisa berbahasa asing  sedangkan skala tersebut hanya dirancang untuk menilai ketidakmampuan belajar. Karenanya pengujian mulai dirancang untuk populasi khusus. Adanya alternatif tes memang dibenarkan namun, kekhususan mereka sering menjadi batas para penguji untuk mengukur fungsi dan kemampuannya.


Comparison of general features of alternatives with the Wechsler and Binet Scale
Disadvantages of alternatives
1.      Lemah dalam standarisasi sampel
2.      Kurang sabil
3.      Dokumentasi kurang pada validitas
4.      Keterbatasan dalam tes manual
5.      Tidak terdengar seperti psikometri
6.      Nilai IQ tidak dapat dipertukarkan dengan Skala Binet dan Wechsler
Advantages of alternatives
Dapat digunakan untuk populasi tertentu dan tujuan khusus
1.      Keterbatasan sensorik
2.      Keterbatasan fisik
3.      Keterbatasan bahasa
4.      Kekurangannya budaya
5.      Individu lahir asing
6.      Non english speaking people
7.      Tidak bergantung pada tanggapan verbal
8.      Tidak bergantung pada integrasi motorvisual yang kompleks
9.      Dapat diberikan tanpa kata-kata


Summary of differences among individual ability test other than Binet and Wechler Test

1.      Rentang usia : pengujian berbeda dirancang untuk kelompok tertentu
2.      Apa yang diukur: verbal inteligen, nonverbal, kecerdasan dan sebagainya
3.      Jenis skor : satu nilai vs beberapa nilai
4.      Jenis keterampilan yang diperlukan :
5.      Berbagai kemampuan sampel : 1 kemampuan spesifik vs berbagai macam kemampuan
6.      Target populasi : tuli, buta, cacat belajar
7.      Waktu : beberapa yang diatur; beberapa lagi tidak
8.      Kepribadian vs kemampuan : beberapa relevan untuk kepribadian dan diagnosis klinis dan lainnya
9.      Keterampilan dan pengalaman pemeriksa : beberapa membutuhkan jauh lebih keterampilan dan kemampuan pemeriksa untuk mengelola dan menafsirkan daripada yang lain.

2.    Tes-tes untuk Populasi  khusus.

Tes ini dikembangkan untuk orang-orang yang tidak bisa diuji dengan menggunakan cara-cara yang biasa. Tes ini diselenggarakan secara individual.
Instruksi bisa diberikan lewat demonstrasi, gerak tubuh, dan pantomin.
 * Prototipe tes  kelompok nonbahasa adalah Army Examination Beta, yang digunakan untuk merekrut orang berbahasa asing dan buta huruf.  Selanjutnya tes nonbahasa ini digunakan untuk anak sekolah dasar dan prasekolah, dan buta huruf.

3.     Tes Minat
Tes ini untuk mengetahui arah minat siswa. Contoh: Kuder, RMIB, SDS Holland.
  Untuk mengenal kapasitas atau potensi keberhasilan individu, selain melalui tes-tes diatas, ditempuh cara sebagai berikut:
  1. Wawancara
  2. Observasi
u Hal yang penting yang digali dalam wawancara antara lain:
-          Kegiatan-kegiatan penting selama perkembangan
-          Akibat-akibat penyakit atau kecelakaan
-          Tinggal dan dibesarkan dimana dan oleh siapa
-          Kebiasaan baik dan buruk
u Peristiwa-peristiwa yang relevan dengan aspirasi, kemampuan, minat dan penyesuaian diri
u Tingkat sosial ekonomi
u Riwayat pendidikan:
-          Mata pelajaran yang disukai dan tidak disukai
-          Mata pelajaran yang nilainya tertinggi dan terendah
-          Hobby
-          Mengisi waktu luang
-          Minat
-          Cita-cita
Observasi di kelas, di luar kelas (sekolah), di rumah. Bila memugkinkan juga dilakukan observasi guru dan orangtua siswa
u Minat dan sikap à penting à mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesekangan yang didapat seseorang dan aktivitas waktu luas, dan fase-fase utama lainnya dalam kehidupan sehari-hari
u Studi tentang minat mendapat dorongan terkuatnya dari penafsiaran pendidikan dan karir.
u Pengembangan tes juga untuk seleksi dan klasifikasi pekerjaan
u Relatif sedikitnya perkembangan yang terjadi dalam bidang instrumen yang terstandarisasi disebabkan oleh:
u Kesulitan pengambilan sampel secara sistematis dan pada tingkat abstraksi yang tepat dari domain nilai
INVENTORI MINAT DEWASA INI
Sebagian besar dari inventori minat dirancang untuk memperkitakan minat di bbgai lingkungan kerja à terutama untuk konseling karir. Hal ini dikembangkan dengan alasan:
1.      Meningkatnya penekanan pd eksplorasi diri:
- pertanyaan dari umum ke khusus
- memberikan kesempatan bagi individu u mempelari hasil-hasil tes terinci dan     menghubungkannya dengan informasi serta data tentang kualifikasi dan pengalaman pribadi

2.      Lebih banyak penekanan pada perluasan pilihan-pilihan karir yang sedang terbuka bagi individu.
3.      Kepribadian tentang keadilan terhadap jenis kelamin à usaha yang diarahkan pada cara-cara mengurangi bias seks yang mungkin terjadi dalam inventori minat
STRONG INTEREST INVENTORY (SII)
DIrumuskan pertama kalo ileh EK Strong, Jr. à edisi terakhirnya tahun 1994. Pertama kali diterbitkan tahun 1927 bernama Strong Vocarional Interest Blank (SVIB)



Ciri:
1. Butir-butir soalnya dihubungkan dengan rasa suka atau tidak suka responden akan berbagai kegiatan, objek, atau jenis orang tertentu yang lazim ia temui dalam kehidupan seahri-hari
            2. Respon-respon ini secara empiris dikunci untuk berbagai pekerjaan
SII Form T317
Terdiri dari 317 item yang dikelompokkan dalam 8 bagian:
-          5 bagian I à responden mencatata preferensinya dg membuat tanda S(suka), T (tidak suka), TT (tidak tahu). Kategori soal: pekerjaan, mata pelajaran standar, aktivitas, aktivitas waktu luang, hubungan sehari-hari dengan kelompok2 orang
-          2 bagian tambahan à meminta responden menyatakan pilihan diantara aktivitas-aktivitas pasangan dan antara semua pasangan yang mungkin dari 4 butir soal dari dunia kerja
-          1 bagian terakhir à meminta responden untuk memberi tanda pada satu rangkaian pernyataan yang menggambarkan diri sendiri
-          Klasifikasi ini diturunkan menjadi model teoritis dari Holland à membuat general occupational themes dengan identifikasi:
-          R          : realistis
-          I           : investigatif
-          A          : artistik
-          S          : sosial
-          E          : kewirausahaan
-          C          : convensional
INVENTORI MINAT LAIN
- JACKSON VOCATIONAL INTEREST SURVEY (JVIS)
KUDER OCCUPATIONAL INTEREST STRONG (KOIS) à dasar RMIB (Rothwell Miller Interest Blank)
CAREER ASESSMENT INVENTORY – THE VOCATIONAL VERSION (CAI-VV)
STRONG DIRECT SEARC (SDS) -HOLLAND
ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK (RMIB)
Disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. Saat itu hanya memiliki 9 jenis kategori pekerjaan. Tahun 1958 diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. Bertujuan untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikapnya terhadap suatu pekerjaan. Pemikiran yang mendasari pembentukan tes ini adalah bahwa setiap orang memiliki konsep-konsep stereotip terhadap jenis-jenis pekerjaan yang tersedia atau yang disediakan oleh masyarakatnya
Jika seseorang menyatakan suka atau tidak terhadap suatu pekerjaan tertentu, itu berarti ia memperlihatkan sikap yang sama terhadap ideanya. Tes Rothwell-Miller berisi suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf A sampai dengan I. Dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing kelompok terdiri dari 12 jenis pekerjaan yang masing-masing mewakili kategori pekerjaan tertentu.
Adapun keduabelas kategori tersebut adl:
-          Outdoor
-          Mechanical
-          Computational
-          Scientific
-          Personal Contact
-          Aesthetic
-          Literary
-          Musical
-          Social Service
-          Clerical
-          Practical
-          Medical
Kuder Preference Record Vocational Test (Kuder)
Diciptakan oleh G. Frederic Kuder. Mulai dikembangkan tahun 1934-1935. Mengukur kesukaan dalam 10 daerah minat yaitu:
            1. Mechanical
            2. Computational
            3. Scientific
            4. Persuasive
            5. Artistic
            6. Literary
            7. Musical
            8. Social Service
            9. Clerical
Ditambahkan skala Verification atau V.Skala V tidak mengukur kesukaan jabatan, tetapi untuk mengukur validitas siswa yang tidak jujur atau ceroboh. Kuder menggunakan soal yang terdiri dari 3 pernyataan dimana siswa harus memilih satu yang paling disukai dan satu yang paling tidak disukai. Pilihan-pilihan seseorang menunjukkan bahwa ia menyukai tipe kegiatan atau pekerjaan tersebut. Apabila pilihan-pilihannya sudah diketahui, ia dapat mencari pekerjaan atau jabatan yang meliputi kegiatan tersebut
Kuder bertujuan untuk menunjukkan tipe pekerjaan yang disukai siswa, mencek apakah tipe pekerjaan atau jabatan seseorang itu sudah sesuai dengan kesukaannya. Untuk konseling pegawai bisa melihat apakah penempatan pegawai sudah cocok atau belum karena kepuasan kerja dan efisiensi kerja dapat bertambah apabila pegawai ditempatkan sesuai dengan minatnya. Pada buku tes ada petunjuk pengerjaann, waktu 30-40 menit. Cara penilaian yaitu mula-mula dihitung verification (V). Bila nilai V terletak antara 38 – 44, skoring dapat diteruskan.
Bila nilai V 37 atau kurang berarti ada beberapa alasan yang meragukan nilai jawaban siswa, misalnya siswa kurang bersungguh-sungguh mengerjakan tes atau kurang konsisten sehingga nilai minat kurang tepat menggambarkan keadaan diri siswa . Bila nilai V=45 atau lebih, berarti siswa tidak mengerti atau tidak mengikuti petunuk tes yang berlaku
u Profil Kuder menunjukkan 3 daerah minat, yaitu:
a.      0-24% adalah daerah minat yang rendah, artinya siswa kurang menyukai kegiatan-kegiatan di bidang tersebut.
b.      25-74% adalah daerah minat rata-rata. Artinya siswa menyukai kegiatan di bidang tersebut
c.       75-100% adalah daerah minat tinggi. Artinya siswa paling menyukai kegiatan-kegiatan di bidang tersebut

Self Directed Search (SDS)
John L Holland (1973) mengembangkan suatu teori tentang pilihan vokasional berdasarkan kepribadian individu. Menurut Holland pilihan pekerjaan adalah ekspresi dari kepribadian. Jadi pada dasarnya inventori minat adalah inventori kepribadian. Kepribadian seseorang terutama adl hsl dari pengalaman awalnya merupakan interaksi antara faktor bawaan dan lingkungan. Sehubungan dengan pekerjaan, setiap orang memiliki pandangan yang stereotype tentang bermacam-macam pekerjaan.
Menurut Hollad, orang-orang yang memiliki pekrjaan yang sama biasanya juga memiliki kepribadian serta menciptakan lingkungan antar pribadi yang serupa. Bila kepribadian individu dan lingkungan kerjanya sesuai, maka individu akan merasa puas dengan pekerjaannya dan akan lebih bertahan serta berprestasi dalam pekerjaan tersebut. SDS diciptakan sebagai alat bantu konseling vokasional yang dapat diadministrasikan, di skor dan diinterpretasikan sendiri oleh siswa. SDS dibuat sesederhana mungkin dengan bahasa yang mudah dimengerti dan petunjuk serta penyekoran yang mudah. SDS paling sesuai digunakan usia 15 thn keatas
u 6 tipe kepribadian Holland:
1.      Tipe Realistik
2.      Tipe Investigatif
3.      Tipe artistik
4.      Tipe sosial
5.      Tipe Enterprising/Pengusaha
6.      Tipe Konvensional
Teori Kepribadian Holland
            Pilihan karir merupakan kelanjutan  gambaran dari kepribadian seseorang.Individu menggungkapkan tentang diri mereka melalui pilihan pekerjaannya
1.      Tipe Realistik
Orang yang yang lebih menyukai sesuatu yang  aplikatif dan langsung serta lebih berkenaan dengan keterampilan fisik. Lebih menyukai pekerjaan yang menurut mereka penting dibandingkan dengan berhubungan dengan orang lain

2.      Tipe Investigasi
            Orang yang menyukai pemikiran dan berpikir konsep-konsep yang dalam dan analitis.  Menyukai tantangan dan pemecahan masalah Berhubungan dengan penggunaan kemampuan matematis dan Ilmiah. Jenis Pekerjaan Investigasi adalah pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan kemampuan pemikiran secara mendalam dan memerlukan pemecahan masalah secara kreatif adalah Programmer Komputer, Dokter dan Ahli matematika
3.      Tipe Artistik
Orang yang menyukai kebebasan untuk berekspresi dan tidak begitu menyukai keteraturan (tidak begitu menyukai melakukan sesuatu secara sistematis). Menyukai keindahan dan pengungkapan emosi melalui suatu karya Jenis Pekerjaan Artistik adalah Seniman, Musikus dan Penulis
4.      Tipe Sosial
Orang yang menyukai berhubungan dengan orang lain dan lebih cenderung berorientasi untuk membantu orang lain. Lebih menekankan pada nilai-nila idealisme, baik hati dan dermawan Jenis Pekerjaan Sosial adalah Guru, Dosen, Psikolog dan Konselor
5.      Tipe Enterpreneur
            Orang yang senang berhubungan dengan orang lain tetapi lebih berorientasi untuk  mempengaruhi orang lain. Mempunyai kemampuan asertif yang baik dan lebih menyukai agar orang lain mengikuti keinginannya. Jenis Pekerjaan Enterpreneur adalah Pengusaha, Marketing  dan Periklanan

6.      Tipe Konvensional
            Orang yang menyukai keteraturan, bekerja secara sistematis dan tidak suka menentang sesuatu yang sifatnya sudah menjadi ketentuan Jenis Pekerjaan Konvensional adalah Sekretaris, Administrasi dan Pustakawan






Daftar Pustaka:
Anastasi, Anna & Urbina, Susana   psychological testing 7e
Kaplan, Robert M & Saccuzo, Dennis P 5h ed psychological testing

Referensi:
ppt salah satu dosen psikologi UP


2 komentar:

  1. REVIEW

    hello guys!!!
    kemarin dikelas itu mas Seta membahas sebelum kita membahas tes ini itu kita pertama-tama harus mengetahui apa itu aptitude, attitude dan interest? serta bagaimana prosedur test itu.
    aptitude dalam bahasa indonesia adalah bakat. lalu apa kaitannya dengan psikodiagnostik?
    dalam psikodiagnostik 1 ini kita akan membahas tentang tes bakat

    A. Tes Bakat
    Bakat dapat didefinisikan sebagai kemampuan bawaan atau potensi yang dimiliki oleh masing-masing orang/individu. Bakat juga dapat diartikan sebagai konsistensi karakteristik yang menunjukan kapasitas seseorang untuk mengetahui, menguasai pengetahuan khusus dengan latihan.Tes bakat khusus mencoba untuk mengetahui kecenderungan kemampuan khusus pada bidang-bidang tertentu.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi bakat ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
    - Faktor internal  faktor kematangan fisik/kedewasaan biologis. Kematangan juga terjadi dalam segi mental psikologisnya, artinya bahwa makin orang dapat mencapai kematangan fisik dan mental maka bakatnya juga akan mengalami perkembangan
    - Faktor eksternal  lingkungan dan pengalaman. Lingkuangan yang baik akan menunjukkan perkembangan bakat-bakat yang ada pada individu yang bersangkutan.

    B. Tes Minat
    Tes minat mengungkapkan reaksi seseorang terhadap berbagai situasi secara keseluruhan akan mencerminkan minatnya. Minat yang terungkap memalui tes minat ini seringkali menunjukkan minat yang lebih mewakili daripada minat yang sekedar dinyatakan, yang biasanya bukan merupakan minat yang sesungguhnnya.
    Pada umumnya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan yaitu:
    1. Konseling karier
    2. Konseling pekerjaan
    3. Penjurusan siswa
    4. Perencanaan bacaan pendidikan




    C. Sikap
    Sikap adalah evaluasi terhadap objek, isu, atau orang. Sikap didasarkan pada informasi afektif, behavioral, kognitif (ABC-nya” sikap).
    1. Affective Component terdiri dari emosi dan perasaan seseorang terhadap suatu stimulus, khususnya evaluasi positif atau negatif
    2. Behavioral Component adalah cara orang bertindak dalam merespon stimulus.
    3. Cognitive Component terdiri dari pemikiran seseorang tentang objek tertentu, seperti fakta, pengetahuan dan keyakinan.

    Lalu apa saja Administrasi Tes itu?
    1. Membuat hubungan yang baik antara penguji dan yang diuji
    2. Bahasa yang digunakan penguji
    3. Pengalaman sebelumnya dalam mengikuti tes
    4. Motivasi untuk berhasil dalam tes
    5. Menyediakan bantuan komputer
    6. Penekanan berlebihan pada kecepatan
    7. Variabel-variabel apapun lainnya yang mempengaruhi pada tes mempengaruhi kinerja pada tester tentu tidak relevan pada domain perilaku luas yang dipertimbangkan.
    8. Alat ukur yang digunakan
    9. Pengetahuan tester tentang pengetahuan psikologi
    10. Variabel subjek
    11. Efek komputerisasi dalam administrator tes

    Daftar pustaka
    Kaplan, Robert M & Saccuzo, Dennis P Psychological Testing 5th edition
    Taylor, Shelley E Psikologi Sosial edisi 12

    BalasHapus
  2. Mau tnya, bisa buat grafik utk penskoring tes WB?

    BalasHapus