Minggu, 30 Maret 2014

tes kemampuan mental



Tes Kemampuan Mental

Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental,pikiran atau intelektual manusia. Inteligensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi. Secara umum inteligensi biasa disebut dengan kecerdasan
Ahli-ahli psikologi memusatkan perhatian pada masalah perilaku inteligensi itu sendiri daripada membuat batasan apa itu inteligensi. Ini karena anggapan bahwa inteligensi merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi, sedangkan perilaku inteligensi lebih konkrit batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih bermanfaat untuk dipelajari (Azwar,2004). Galton seorang ahli psikologi, menyatakan bahwa ada dua karakteristik yang hanya dimiliki oleh orang-orang berinteligensi tinggi yang membedakan dari orang-orang berinteligensi rendah, yaitu energy/kemampuan untuk bekerja dan kepekaan terhadap stimulus fisik. Definisi Galton ini merupakan pendekatan berciri psikofisik. Sementara itu, Alfred Binet (1857-1911) tokoh utama perintis pengukuran inteligensi, bersama theodore Simon mendefinisikan inteligensi dengan tiga komponen, yaitu:
1.      Kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan
2.      Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan
3.      Kemampuan mengkritik diri sendiri atau autocriticsm.
Kemampuan paham dalam psikologi selanjutnya menggeser pandangan yang bersifat fisikal seperti itu kearah pandangan yang lebih bersifat mentalis.

THURSTONE ( LOUIS LEON THURSTONE)
Thurstone adalah seorang psikolog Amerika yang lahir di Chicago pada 29 Mei 1887 dan meninggal di Chapel Hill pada tanggal 29 September 1955. Ia mendapatkan pendidikan teknik listrik di Universitas Cornel University dan tahun 1914 ia menjalani pendidikan psikologinya di Universitas Chicago dan Carnegie Institute of Technology. Karena berlatar belakang pendidikan teknik, maka ia menjadi ahli dalam bidang psikometri. Ia menjadi professor madya pada tahun 1927 di Chicago. Thurstone paling terkenal dengan karya kepeloporannya dibidang perkembangan tes inteligensi, lewat penggunaan analisis faktor jamak. Thurstone berinisiatif mendirikan laboratorium psikometri, mendirikan Psychometric Society dan menerbitkan jurnal psikometrik. Pada tahun 1936 , ia menjadi presiden dari Psychometric Society dan sebelumnya menjadi presiden dari American Psychological Association pada tahun 1932.
Publikasinya yang penting dimulai dengan The Nature of Intelligent (1924) dan diakhiri dengan Multiple Factor Analysis (1924) yang mencerminkan minatnya dalam pengembangan suatu pendekatan kuantitatif terhadap penyelidikan mengenai kemampuan mental. Publikasi lainnya yang terpenting termasuk Measurement of Attitude (1929). Primary Mental Abilities (1938) dengan Thelma Gwynne Thurstone yang adalah istrinya dan kolega profesionalnya dan selaku kawan penulisnya dalam Factorial Studies of Intelligence (1941). Dia juga memberikan saham berupa banyak artikel kepada publikasi-publikasi teknis. Thurstone diakui juga dalam karya awalnya tentang konstruksi skala sikap, perkembangan kurva belajar rasional dan hukum mengenai pertimbangan komparatif dalam psikofisika.
Thurstone terkenal dengaan teorinya yang disebut Theory of primary mental abilities. Teori kemampuan mental ini berdasarkan penemuannya mengenai interrelasi di antara tes-tes kemampuan, yang menggunakan teknik analisis faktor jamak (technique of multiple factor analysis).
Thurstone menemukan bahwa semua tes yang berkorelasi secara positif akan menunjukkan didalamnya pasti terdapat satu faktor atau beberapa faktor yang sama/bersamaan diantara faktor-faktor tadi. Analisis faktor dari tes-tes yang diberikan kepada sejumlah besar individu menunjukan bahwa didalamnya paling sedikit terdapat tujuh kemampuan primer, antara lain:
1.      Kemampuan verbal (V) : kemampuan untuk memahami dan menggunakan konsep-konsep verbal secara efektif.
2.      Bilangan (Number:N) : kemampuan untuk menyelesaikan operasi hitungan secara cepat dan benar
3.      Kemampuan spatial atau yang berhubungan dengan ruang/tempat (S) : kemampuan untuk menangkap dan menguraikan objek dalam ruang, dan menggunakan relasi spatial
4.      Perceptual (P) : kemampuan untuk mengidentifikasikan objek dengan cepat dan cermat
5.      ingatan (memory: M) : kemampuan untuk belajar dan menyimpan informasi
6.      pemikiran dan pertimbangan (Reasoning: R) : kemampuan untuk menerima dan menggunakan relasi abstrak didalam pemecahan masalah
7.      kefasihan kata (Word Fluncy: WF) : kemampuan memikirkan kata dengan tepat

Penemuan Thurston tersebut berlawanan dengan posisi yang diambil oleh Binet, yang menganggap inteligensi sebagai satu kesatuan kemampuan , dan telah mengukurnya dengan satu tes yang menghasilkan satu skor tunggal atau menghasilkan IQ. Thurstone lebih menyukai penggunaan sejumlah tes yang secara khusus dipolakan untuk menilai kedudukan individual pada berbagai tipe khusus tes mental. Ia menggunakan penilaian persentail untuk merefleksikan kedudukan individual pada tiap tes kemampuan primer tadi.

Referensi:
Sarwono W, Sarlito., berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi, PT  Bulan Bintang, Jakarta 2000
www.scribd.com

1 komentar:

  1. Tes Kemampuan Mental

    Kemampuan mental adalah kemungkinan bahwa situasi – situasi tertentu akan membangkitkan respon – respon tertentu, bahwa tugas – tugas tertentu bisa di selesaikan, bahwa produk – produk tertentu dapat di hasilkan oleh pemilik kemampuan itu. Kemampuan mental ditentukan oleh situasi, respon, produk dan tugasbukan dalam esensi dalam kehidupan itu sendiri (dalam buku mindful learning by Ellen J Langer).
    Pengertian kemampuan mental dari beberapa ahli:
    1. spearmen's model of general mental ability

    kemampuan mental disebut juga sebagai intelegengensi, yang teran teodiri dari satu faktor umum dan sejumlah faktor khusus. menurut spearmen intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu:
    • general ability atau G faktor. faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya. faktor ini umumnya berhubungan dengan kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas tugas secara umum, misalnya: kemampuan menyelesaikan soal matematika.
    • special ability atau S faktor. faktor ini merupakan faktor khusus mengenai bidang tertentu. dan biasanya seseorang akan menonjol dalam bidang tersebut. misalnya: menguasai sistem perkalian dan pembagian dalam soal matematika.
    2. Thurstone {Multiple Factors Theory)

    menganggap mental ability sebagai satu kesatuan dari sejumlah faktor lainnya. tes yang di susun dengan teori ini adalah diferrential Aptitude Test dan WBIS. Thursston juga terkenal dengan teorinya "theory of primary mental abilities. teori mental ini berdasarkan penemuannya mengenai interrelasi diantara tes tes kemampuan, yang menggunakan teknik analisis faktor jamak (technique of multiple factor analysis)

    3. Hirarchiecal Factor Theory

    memandang mental ability sebagai sistem yang bersifat hiarkis dengan G faktor pada hirarki pertama. saat ini, ada berbagai versi teori yang bersifat hirarki, antara lain Vernon.

    INTELIGENSI
    Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental,pikiran atau intelektual manusia. Inteligensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi.
    Berikut ulasan tentang perkembangan teori inteligensi dari para ahli:
    1. Alfred Binet dan Theodor Simon (1857-1911) mendefinisikan intelegensi sebagai 3 komponen, yaitu :

    I. kemampuan mengararahkan pikiran atau tindakan
    II. kemampuan untuk mengubah tindakan bila tindakan tersebut tidak dilakukan.
    III. kemampuan untuk mengkritik diri sendiri
    2. E. L. Thorndike (1913)
    Inteligensi adalah kemampuan da;am memberikan respon yang baik

    3. Lewis Madison Terman (1916)
    Inteligensi adalah kemampuan seseorang berpikir abstrak
    4. G. D Stoddart (1941)
    Inteligensi adalah kemampuan untuk memahami masalah – masalah
    5. H. H Goddard (1946)
    Inteligensi adalah tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah
    6. Garett (1946)
    Inteligensi adalah kemampuan – kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah – masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol – simbol.
    7. William Stern (1953)
    Inteligensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat – alat berpikir menurut tujuannya.
    8. Bischof (1954)
    Inteligensi adalah kemampuan umtuk memecahkan segala jenis masalah
    9. D. Wechsler (1958)
    Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah berpikir secara rasional.

    BalasHapus